Sabtu, 10 Maret 2012

Bait Kata dari ANA

SIJ – Sahabat Ilmu Jambi

dan terakhir ini adlh cerita dr ana,ayo nikmati tulisan dy. nti akan ada lgi tulisan slnjutnya d bagian lain:)

Ana tau SIJ ini dari FB kak Bella. Waktu itu lagi gak ada kerjaan, eh gak sengaja lihat ada catatan diberanda FB Ana. Gak tau, kayaknya ada faktor yang mendorong Ana untuk baca catatan itu. Selesai dibaca. Ana berminat karena mungkin cita-cita Ana sewaktu kecil itu jadi guru dan memang menyukai anak-anak.
Relawan SIJ itu bagi Ana udah kayak keluarga. Pertama kali masuk SIJ itu masih canggung, masih malu, dan 1 lagi, kayak sejenis pesimis gitu karna hanya Ana satu-satunya relawan SIJ yang statusnya masih sekolah. Berasa pling kecil, paling muda. Tapi seiring waktu berjalan. Ada juga anak SMA yang mau gabung. Mengucap syukur, seenggaknya punya teman seangkatan:).
Ana kayak menemukan keluarga baru selain Ayah, Ibu, Kakak, Adik, Tante, Om, Bibi, Paman, Kakek, Nenek, Oma, Opa dan Sahabat. Gak jarang setiap ketemu sama kakak dan teman SIJ, pulangnya Ana jadi nangis, terharu tepatnya. Ada aja kebaikan kakak-kakak dan teman-teman SIJ sama Ana. Ana juga seperti menemukan sosok kakak yang selama ini Ana rindukan atau menemukan sosok seorang abang yang Ana inginkan, Ana merasa terlindungi. Ana anak ke-2 dari 3 saudara, Ana punya kakak perempuan dan kepengen punya kakak laki-laki. Tapi mungkin Allah punya jalan sendiri, Ana gak diberi izin punya kakak laki-laki dan mungkin juga perempuan.
Menurut kalian, apa sich yang diketahui anak kecil yang berusia 3 tahun 1/2? Ana bahkan gak tau atau tepatnya lupa gimana waktu kakak Ana pergi dan Ana juga lupa gimana wajah kakak Ana. Yang Ana tahu, kakak Ana itu baik, cantik alisnya tebal, bulu matanya melentik, itu yang sering diceritakan Ayah Ana. Ana punya foto terakhir Ana dan kakak Ana waktu udah besar, tapi sekarang foto itu hilang ntah kemana. Padahal foto itu foto satu-satunya waktu usia kakak Ana sekitar 4 tahun dan Ana sekitar 3 tahun. Ana hanya punya foto kakak Ana waktu masih bayi. Kakak Ana pergi sekitar 4 tahun 1/2, beda 1 tahun dengan Ana. Kami memang beda 1 tahun, tapi bulan kami berdekatan dan ultah kakak Ana menuju ultah Ana hanya beda 2 minggu. Ana sayang banget sama kakak Ana, tepat ulang tahun kakak Ana yang ke-17, Ana berdo’a semoga kakak Ana tenang disana, selalu lihatin Ana dari atas sana, lihatin adik tercantiknya ini (ya iyalah, sejelek-jelek nya Ana. Masih cantik Ana lah dari pada adik Ana, adik Ana kan cowok, gak mungkin dibilang cantik) Ana do’anya sampe nangis

*rapat 03 Desember 2011
Rapat kemarin seru, senang dech sama gamesnya, sempat panik waktu Ana gak tau siapa sahaat misterius yang ada di kertas itu. Untung aja Ana tau siapa:). Tapi Ana benar kaget loh sama jawaban kak Rini, Ana aja gak sampai kepikiran kalau itu mendeskripsikan diri Ana. Ana kirain kak Bella buat tentang Ana tuh “salah satu relawan SIJ yg masih bersekolah dan terbilang pendiam” atau sejenisnya gitu, eh ternyata bukan. Jadi malu.
Mau meralat sedikit kak. “muda” ya mungkin Ana bisa dikatakan relawan yang paling muda dan kecil serta unyu (biasanya kalau muda, kecil itu disertai unyu juga kak:D). Kalau Lia mungkin lahir ditahun yang sama, tapi mungkin bulannya diatas Ana. Karna Ana lahir dibulan-bulan akhir gitu. “tak membuatnya patah” patah apa ni kak? Patah tulang atau patah hati? Hehe. “orang mengikuti kegiatan SIJ, terbukti dia selalu on time ketika datang rapat” Ana bukan orang yang on time loh kak sebenarnya. Ana on time karna diberi motivasi. Bukan adik asuh aja yang diberi motivasi, tapi Ana sebagai kakak asuh juga diberi motivasi. Dan sadar gak sadar, orang yang memberi motivasi ke Ana itu kak Bella. Kenapa gitu? Karna Ana masih ingat, sehari sebelum terjun kelapangan alias kepanti. Kita mengadakan rapat dimuseum untuk menentukan adik asuh. Ana datang telat, jauh banget dari perjanjian. Janji datang jam 1, eh malah sampai disana jam 3. Tepatnya itu tanggal 7 oktober 2011, sehari setelah ultah Ana. Haha:D promosi sedikit. Jadi ceritanya gini.

**********

Hari Jum’at, dimana hari yang paling repot (selain hari minggu) bagi Ana, tugas dimana-mana, buku pelajaran berserakan diatas kasur. Dengan pikiran ketugas sekolah. Ana keluar rumah menuju keluar lorong rumah Ana untuk mencari angkot. Lama banget nunggunya, angkotnya gak datang-datang, lihat kepangkalan ojek tapi gak ada 1 pun ojek. Akhirnya nunggu ojek yang keliling-keliling gitu. Banyak banget yang lewat, tapi semua ada penumpangnya. Mau gak mau, nunggu angkot. Setelah dapat angkotnya, pergi dech kemuseum, tapi sayangnya didekat Jamtos lagi macet, karna waktu itu heboh sama iklan Jamtos ”rumah misteri”, sabar lagi nunggunya. Macetnya sampai pasar keluarga. Akhirnya sampailah dimuseum jam 3 kurang 20 menit mungkin.
“nah, ini dia orang yang ditungguin” kurang lebih gitu dech kata kak Bela.
Ana nyengir aja, kayak gak punya salah. Lalu duduk dan rapat pun dimulai.
Ana tau, kak Bella gak punya niat buat nyindir Ana atau gimana. Tapi jujur, kata-kata itu seakan nusuk banget, menujam jantungku, OKE yg ini terlalu lebay. Pokoknya intinya begitu.

**********

Jadi sejak itu Ana mikir “mereka nungguin Ana? Ya ampun. Berasa jadi adik paling bungsu dech, disayangi gini”
Akihrnya Ana bertekat gak mau buat kakak-kakak SIJ repot-repot nungguin Ana, jadi sebisa mungkin Ana datang tepat waktu. Mungkin bukan motivasi sich, tapi sejenisnya lah. Dan salah satu alasan kenapa Ana sering gak bisa kalau rapat hari Jum’at itu karena hari itu rempong dech hidup Ana.
Ana berharap SLJ bisa lebih maju dan disiplin juga sich dalam waktu. Sejujurnya catatan Ana yang sebelumya ‘Menaklukan Sang Waktu’ copas dari teman Ana itu untuk relawan SIJ agar bisa menaklukkan waktu, jangan waktu yang menaklukkan kita. Suatu saat nanti kita akan menyesal telah menyia-nyiakan waktu karna waktu gak bisa diputar. Kalau bisa Ana juga mau memperbaiki kesalahan-kesalahan di masa lalu. Tapi itu mana mungkin.
Tapi kembali lagi kebelakang, kita hanya manusia biasa, terkadang ada aja halangannya untuk mencapai apa yang kita mau, ada aja cobaan nya.


Ya sudah, segitu dulu dari Ana



-wasalam-

_Ana_

0 komentar:

Posting Komentar